Kemunculan pandemi COVID-19 rupanya menjadi momentum yang berdampak positif terutama dalam sektor investasi. Dari sekian banyak jenis investasi, salah satu yang paling digandrungi dan berkembang pesat yaitu investasi kripto.
Saat ini cryptocurrency muncul dengan berbagai jenis, seperti Bitcoin, Ethereum, Cardano, dan lainnya. Harga yang ditawarkan per koin pun tentunya berbeda satu sama lain. Saat ini, Bitcoin berada di tingkat pertama mata uang kripto berkapitalisasi besar, dengan nilai Rp 935 juta per 1 Bitcoin. Yes, mendekati 1 miliar!
Harga tersebut tentunya bisa dibilang tinggi, dan menjadi yang paling mahal dari aset kripto lainnya. Karena itu, tak sedikit investor yang masih ragu untuk berinvestasi dengan di harga tersebut.
Di penghujung tahun 2021 ini, meski Bitcoin memang menjadi mata uang kripto yang paling populer, namun, ada banyak pilihan lain yang tengah naik daun dan dapat dipertimbangkan oleh investor pemula. Berikut ini beberapa alternatif investasi crypto selain Bitcoin yang bisa dipertimbangkan, dengan potensi yang sama tetapi harganya lebih terjangkau.
Daftar Isi
Rekomendasi Investasi Kripto Selain Bitcoin yang Lebih Bersahabat
Cardano (ADA)
Jaringan Cardano fleksibel sehingga membuat transaksinya cepat. Didirikan oleh Charles Hoskisson yang merupakan salah satu pendiri Ethereum, Cardano diperkirakan akan tetap menjadi salah satu cryptocurrency yang cukup populer setidaknya sampai akhir 2021.
Update yang dilakukan baru-baru ini membuat koin ini mampu untuk membangun smart contract di jaringan Cardano. Tak heran jika belakangan Cardano mengalami kenaikan harga karenanya. Selain itu, biaya transaksi koin ADA ini terbilang rendah.
Binance Coin
Binance Coin (BNB) adalah cryptocurrency yang dapat digunakan dalam bursa kripto terbesar, Binance, untuk bertransaksi, dan melakukan payment.
Pada Januari 2018, aset ini menjadi mata uang kripto yang ditransaksikan terbesar di dunia, mencapai lebih dari 1,4 juta transaksi setiap detik.
Mata uang Binance awalnya dibangun dan dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum dan mengikuti standar ERC 20, tetapi kemudian menjadi token asli rantai Binance.
Binance Exchange sendiri, yang didirikan oleh Changpeng Zhao alias CZ ini, dinobatkan sebagai bursa kripto terbesar di dunia pada April 2021, dengan lebih dari 1,4 juta transaksi per detik.
Ethereum
Ether adalah cryptocurrency dengan kapitalisasi terbesar kedua setelah bitcoin, yang diproduksi pada tahun 2015. Menjadi terbesar kedua, tetapi gap kapitalisasinya juga cukup jauh dengan bitcoin, yaitu $316 miliar. So, ini juga bisa jadi salah satu alternatif investasi kripto yang menarik.
Blockchain Ethereum didasarkan pada smart contract yang memungkinkan aplikasi terdesentralisasi, seperti layanan keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang banyak digunakan.
Polygon
Polygon (MATIC) merupakan mata uang kripto yang berhasil mendunia dan dikembangkan oleh pengembang asal India, Sandeep Naiwal.
Koin ini cocok jika dimanfaatkan sebagai investasi kripto bagi pemula. MATIC menggunakan protokol terdesentralisasi yang dapat menghubungkan dan membangun jaringan blockchain kompatibel dengan Ethereum.
Uniswap (UNI)
Uniswap adalah DApp berbasis Ethereum yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan token Ethereum melalui liquidity pools.
Uniswap dirilis dalam framework DeFi pada tahun 2020. Hayden Adams, mantan mechanical engineering Siemens, mendirikan Uniswap melalui pemanfaatan smart contract, yang lantas memungkinkan automatisasi transaksi antartoken dalam jaringan Ethereum.
Meski masih terbilang muda, UNI telah melewati milestones-nya, dan kini menjadi salah satu koin DeFi terbaik. Karena Uniswap baru saja diposisikan sebagai decentralized exchange pertama yang memungkinkan terjadinya trading margin dan leverage, banyak pakar pasar kripto yang memperkirakan bahwa UNI saat ini masih berada di bawah potensi pertumbuhannya. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi kripto yang menjanjikan.
Ripple (XRP)
Investasi kripto satu ini juga menjadi incaran banyak investor. Pasalnya XRP merujuk pada market cap menjadi salah satu yang terbesar. Ripple ini dikenal sebagai perusahaan asal AS yang ingin memberikan layanan efisien untuk pembayaran lintas batas dalam industri keuangan.
Cara kerja layanan tersebut yaitu dengan mengurangi biaya dan waktu saat proses transaksi. Namun, di sisi lain koin XRP ini tidak begitu direkomendasikan untuk investasi jangka panjang.
Solana (SOL)
Solana merupakan pesaing utama dari Ethereum, dan menjadi salah satu opsi investasi kripto yang populer belakangan ini. Keunggulan koin ini ada pada kecepatannya yang tinggi saat di platform Layer 1. Ini artinya Solana mampu melakukan transaksi cepat tanpa bantuan platform lain. Inovasi terbarunya yaitu Proof of History (PoH).
Polkadot
Polkadot (DOT) merupakan jaringan multichain sharded yang mampu melakukan banyak transaksi dalam rantai paralel atau Parachains. Keunggulannya ini membuatnya lebih digemari daripada Ethereum untuk membangun beberapa proyek dengan memanfaatkan sistemnya.
Dogecoin
Pilihan investasi kripto lainnya yaitu Dogecoin yang dikembangkan Billy Markus di tahun 2013.
Rencana awal koin ini hanya ingin dirilis terbatas, maksimum 100 miliar koin saja. Namun, seiring berjalannya waktu, Dogecoin mempunyai supply tak terbatas.
Eksistensinya naik di tahun 2021 mencuat, terlebih karena CEO Tesla, Elon Musk, adalah salah satu penggemar garis keras dan pompomer koin Doge. Sudah bukan rahasia lagi, kalau pendiri SpaceX itu berinvestasi pada mata uang kripto ini.
Avalanche
Koin AVAX disebut sebagai platform smart contract tercepat di industri blockchain. Bahkan AVAX membuktikannya hanya dengan pendanaan USD 230 juta sebagai dukungan pengembangan DeFi, sekaligus menjadikan kripto ini menarik untuk proyek DeFi selanjutnya.
Jadi, gimana nih? Sudah yakin pilih aset kripto yang mana? Beberapa pilihan mata uang kripto di atas dapat menjadi pertimbangan kamu jika ingin mulai investasi kripto sekarang.
Sebagai informasi, artikel ini bukan merupakan rekomendasi produk. Keputusan untuk membeli berbagai instrumen kripto kembali kepada investor masing-masing, juga dengan tanggung jawab masing-masing. Pastikan untuk menganalisis tawaran tiap aset dan kemampuan kamu dalam menangani risikonya. Do your own research.