Crypto Mining: Pengertian, Prinsip Kerja, Alat, dan Biaya yang Dibutuhkan

Crypto Mining: Pengertian, Prinsip Kerja, Alat, dan Biaya yang Dibutuhkan

Crypto mining adalah salah satu cara yang biasa ditempuh untuk mendapatkan cryptocurrency, alias mata uang kripto.

Faktanya, memang penggemar kripto sekarang bertambah. Kementerian Perdagangan bahkan sudah merilis data, bahwa hingga bulan Mei 2021, transaksi aset digital telah mencapai Rp370 triliun. Suatu rekor yang menggembirakan, meskipun di sisi lain, kita menghadapi realita yang pahit juga: tak semua orang paham kripto tapi ingin ikut mendulang cuan.

Dari data Bappebti sendiri terungkap, bahwa jumlah investor kripto di Indonesia melambung melebihi jumlah investor saham, reksa dana, dan SBN.

Jumlah investor aset kripto di Indonesia di bulan Februari 2022 mencapai 12.4 juta orang, bertambah 500 ribu++ dari jumlah investor di tahun 2021. Sedangkan, dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) diperoleh data, bahwa investor pasar modal berjumlah 8.1 juta orang di bulan yang sama; investor reksa dana berjumlah 7.44 juta, dan SBN 649.3 ribu.

Secara umum, jumlah investor memang meningkat, tetapi jumlah pemilik aset kriptolah yang paling tinggi lambungannya.

Pertanda apakah ini? Pertanda semakin banyak orang kepingin cuan. Kita tidak bisa memungkiri, bukan? Banyak dari para investor ini mendapatkan crypto dari berbagai cara. Salah satunya adalah dengan crypto mining.

Crypto Mining: Pengertian, Prinsip Kerja, Alat, dan Biaya yang Dibutuhkan

Daftar Isi

Apa Itu Crypto Mining?

Ada beberapa cara untuk mendapatkan mata uang kripto. Salah satunya—yang akan kita bahas di sini—adalah dengan menambang, alias crypto mining. Perangkat komputer  yang melakukan crypto mining ini disebut dengan crypto miner.

Untuk melakukan crypto mining, kita akan butuh kombinasi perangkat lunak dan teknologi jaringan dari ribuan mesin, untuk menyampaikan informasi dan melakukan verifikasi transaksi. Seluruh proses transaksi dan verifikasi inilah yang disebut dengan mining.

Selain itu, crypto mining juga termasuk proses produksi dan distribusi mata uang kripto, dan menambahkan transaksi ke blockchain, yang kemudian disetujui oleh semua pengguna. Dari sinilah kemudian didapatkan uang kripto.

Apa Itu dan Mengapa Blockchain?

Blockchain memiliki peranan penting dalam crypto mining ini. Mengapa? Sebelumnya, masalah terbesar dari mata uang digital seperti ini adalah mudahnya untuk dimanipulasi. Blockchain hadir untuk mengatasi masalah ini.

Baca juga:  Legalitas Mata Uang Kripto Diprotes Rakyat El Salvador: Ini 5 Fakta Menariknya

Blockchain dapat dikatakan adalah rantai blok yang berisi jumlah mata uang kripto tertentu. Crypto mining merupakan proses untuk membuka blok-blok ini, sehingga cryptocurrency bisa didapatkan. Semua cryptocurrency yang didapatkan kemudian dicatat dalam sebuah buku besar yang disebut dengan ledger, yang bisa diakses oleh siapa saja. Dalam ledger ini, kamu akan dapat melihat mata uang kripto tertentu dimiliki oleh siapa, dalam jumlah berapa, ditransaksikan ke siapa saja, dan berbagai informasi lainnya—dengan tetap merahasiakan jati diri penggunanya. Yang ditampilkan hanyalah nomor kode ID-nya saja.

5 Tip Mining Bitcoin Menggunakan CryptoTab Browser

Alat yang Dibutuhkan untuk Melakukan Crypto Mining

Untuk melakukan crypto mining, ada sejumlah alat yang akan kamu perlukan.

1. Central Processing Unit (CPU) dan Graphics Processing Unit (GPU)

Setiap komputer yang akan digunakan untuk crypto mining harus memiliki CPU dengan spesifikasi yang mumpuni. Biasanya, yang digunakan adalah Core i5 atau i7. Pasalnya, perhitungan matematika yang dipecahkan untuk membuka blok bukanlah proses yang mudah. Jika kurang kuat, prosesnya akan sangat lambat dan tentu saja menjadi tidak efisien.

Dan, seiring waktu, CPU memang sudah tak cukup lagi, dan miner beralih menggunakan GPU.

GPU merupakan unit komputer yang digunakan untuk pemrosesan crypto mining, yang dapat bekerja lebih baik ketimbang CPU.

Dengan GPU, para miner dapat lebih cepat dalam mengatasi perhitungan matematika yang harus dipecahkan untuk mendapatkan mata uang kripto.

2. Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Specific Integrated Circuit (ASIC)

FPGA ini juga merupakan bagian dari sistem unit pemrosesan komputer yang digunakan untuk crypto mining, yang bekerja bersama CPU atau GPU.

Namun, seperti halnya CPU yang digantikan oleh GPU, seiring waktu FPGA dinilai kurang maksimal lagi untuk digunakan dalam penambangan. ASIC pun hadir untuk menggantikan fungsi FPGA.

Apa itu ASIC? ASIC adalah hardware yang secara khusus digunakan untuk crypto mining—yang saat ini dinilai sebagai yang paling efisien. ASIC dapat melakukan crypto mining secara gratis dalam jumlah yang banyak; dapat menghitung dengan cepat dan bisa menghasilkan mata uang kripto dalam jumlah yang lebih besar.

Baca juga:  Apa Itu Stablecoin? Apa Bedanya dengan Mata Uang Kripto Lain?

3. Motherboard

Salah satu komponen penting dalam komputer atau PC adalah motherboard. Bisa dibilang, motherboard merupakan inti dari PC—yang kalau tidak ada, PC bakalan tidak bisa digunakan. Fungsi motherboard meliputi banyak aktivitas, mulai dari mentransfer data, menghubungkan antarkomponen, hingga menyebarkan daya sesuai kebutuhan masing-masing bagian.

Khusus untuk crypto mining, motherboard yang paling baik untuk digunakan adalah jenis multislot PCI-E. Banyak pilihan merek untuk jenis motherboard ini, kamu tinggal sesuaikan saja dengan bujet yang kamu punya.

4. Hard drive

Untuk melakukan crypto mining, setidaknya kamu akan membutuhkan hard drive berukuran minimal 250 GB. Pilihlah jenis SSD, ketimbang HDD, agar proses penambangan bisa berjalan dengan lebih lancar.

5. RAM

Untuk menambang, kamu juga akan butuh RAM yang spesifikasinya tinggi. Salah satu yang direkomendasikan adalah RAM team elite 4GB tipe DDR4 PC2400.

6. Power supply

Crypto mining akan melibatkan banyak sekali data untuk digerakkan. So, kamu harus pastikan PC atau komputer yang digunakan bisa bekerja dengan maksimal dengan sumber daya yang sangat cukup dan stabil. Dengan demikian, kamu perlu memilih power supply yang kuat juga. Salah satu yang sering direkomendasikan adalah Corsair – CMV4GX4M1A2133C15 yang berkekuatan 750 watt.

7. Kipas pendingin

Last but not least, kipas pendingin juga merupakan alat penting yang tak boleh dilupakan. Pekerjaan yang dilakukan oleh PC akan sangat berat saat harus melakukan crypto mining. Kipas pendingin akan menjaga suhu PC tetap terkondisikan dengan baik. Sesuaikan dengan komputer yang sudah dirakit ya.

Crypto Mining: Pengertian, Prinsip Kerja, Alat, dan Biaya yang Dibutuhkan

Biaya yang Diperlukan untuk Crypto Mining

Mengingat banyak hal yang harus dipersiapkan—dari segi hardware, software, energi, dan sebagainya—lalu, berapa biaya yang mesti disiapkan jika kita ingin melakukan crypto mining?

Biaya hardware

Yaitu biaya untuk penyediaan alat berupa komputer dan segala printilannya. Misalnya saja untuk spesifikasi CPU dengan i7 HD 250 GB RAM 4 GB—saat artikel ini ditulis—kisaran harganya ada pada Rp7.500.000 hingga Rp10.000.000. Belum ditambah dengan ASIC, power supply, kipas pendingin, dan printilan lainnya.

Baca juga:  Ethereum Adalah Pelopor Blockchain 2.0, Sudah Tahu Kisahnya Belum?

Dengan demikian, setidaknya kamu akan butuh Rp10.000.000 hingga Rp15.000.000 untuk hardware paling standar, untuk penambang pemula.

Biaya energi

Untuk crypto mining, kamu juga akan butuh sumber daya yang besar, berupa listrik. Untuk biayanya, saat artikel ini ditulis, adalah sebagai berikut sebagaimana dikutip dari Kompas.

  • Golongan R-1/ Tegangan Rendah (TR) daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh.
  • Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh.
  • Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh. ‘
  • Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.444,70 per kWh.
  • Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.444,70 per kWh.
  • Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh.
  • Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.
  • Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.
  • Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh.
  • Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh.
  • Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.
  • Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.444,70 per kWh.
  • Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.

Menurut laporan Bitcoin Energy Consumption Index yang dirilis oleh Digiconomist, kebutuhan listrik untuk crypto mining tak kurang dari 1.820 kwh. Nah, jadi kamu bisa menghitung sendiri ya, butuh modal berapa banyak dari sisi biaya energi ini.

Nah, sekarang sudah tahu kan, pengertian, cara kerja, hingga alat dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan crypto mining? Bagaimana? Mau memulai untuk menambang mata uang kripto? Semoga sukses ya.