Efek Sudoswap terhadap Likuiditas NFT: Akankah Mengubah Lanskap?

Efek Sudoswap terhadap Likuiditas NFT: Akankah Mengubah Lanskap?

Gaung NFT sudah tidak seramai sebelumnya, namun bukan berarti aset digital yang satu ini tidak memiliki peminat lagi. NFT masih menjadi primadona bagi para seniman digital untuk memasarkan produk dan menjangkau lebih banyak kolektor. Jika kamu pecinta NFT, seniman atau bahkan ingin menjadikan NFT sebagai instrumen investasi maupun jual-beli, maka kamu sebaiknya mengenal Sudoswap.

Proses transaksi pun tidak sulit untuk membeli NFT, bermodalkan mata uang kripto, wallet kripto dan memiliki akun di salah satu marketplace, kamu sudah bisa membeli NFT favorit. Tak hanya itu juga, aspek originalitas dari NFT masih menjadi alasan utama mengapa aset yang satu ini diminati oleh berbagai kalangan.

Sumber: Twitter Sudoswap

Daftar Isi

Mengenal Sudoswap

Diluncurkan di bulan Juli 2022, Sudoswap adalah platform perdagangan NFT yang berada di jaringan blockchain Ethereum. Oleh kalangan NFT, Sudoswap dikatakan sebagai the next generation decentralized gass-efficent NFT marketplace. Lantaran, marketplace ini mengizinkan pengguna untuk swap NFT menggunakan model an automated market maker (AMM).

Dikutip dari tweet akun resmi Sudoswap, mereka merilis SudoAMM dengan kelebihan yaitu lebih fleksibel, efisiensi gas dan fully on chain.

Sudoswap adalah sebuah inovasi yang berhasil mematahkan paradigma dari likuiditas NFT dan trading yang selama ini ‘dianut’ oleh ekosistem NFT.

Mengapa demikian?

Marketplace istimewa ini memiliki sebuah formula untuk AMM yakni x*y=k untuk mengatasi masalah likuiditas NFT.

Jika kamu masih bingung dengan istilah AMM (an automated market maker), sebenarnya ini sama seperti DEXs ( decentralized crypto exchanges).

AMM adalah sebuah protokol yang menggunakan smart contract untuk menentukan harga dari sebuah aset digital dan penyediaan likuiditas. Di sini, protokolnya menyatukan pools liquidity ke dalam smart contract.

Ringkasnya, kamu sebagai pengguna secara teknis tidak akan bersaing dengan sesama pengguna lainnya, namun sebaliknya jual beli di sini akan bersaing dengan likuiditas yang terkunci di smart contract. Dan smart contract ini biasanya disebut dengan liquidity pools.

Baca juga:  Apa Itu CryptoPunk NFT? Mengapa Harganya Bisa Begitu Mahal?

Inilah yang menjadi pembeda antara AMM dan pertukaran tradisional. Di mana, jika di pertukaran tradisional hanya individu atau perusahaan yang memiliki kekayaan besar bisa menjadi liquidity provider (LP). Tapi tidak dengan AMM, di sini entitas apapun bisa menjadi liquidity provider selama memenuhi persyaratan yang dikodekan ke dalam smart contract. Beberapa contoh AMM antara lain Uniswap, Balancer, Curve.

Efek Sudoswap terhadap Likuiditas NFT: Akankah Mengubah Lanskap?

Bagaimana Sudoswap Mengubah Lanskap Dunia NFT

Fee jual beli yang rendah

Di utas Twitternya di bulan Juli ketika mengumumkan peluncuran SudoAMM disebutkan bahwa platform ini memotong fee jual beli di angka 0,5%. Tentunya angka ini sangat rendah apabila dibandingkan dengan platform lain yang rata-rata mematok fee kurang lebih 7,5%.

Pengguna bisa melakukan swap dan jual beli NFT dengan liquidity pool

Di Sudowswap memiliki fasilitas pertukaran koin melalui liquidity pool namun dengan syarat kamu memiliki aset kripto di smart contract di mana berfungsi dalam membentuk likuiditas untuk transaksi yang lebih cepat.

Faktor utama yang mengidentifikasi bahwa Sudoswap adalah bagian dari DEXs adalah marketplace ini memiliki fasilitas swap antara token ERC-721 (NFT) dan token ERC20 (seperti ETH).

Ringkasnya, pengguna bisa menjual NFT tanpa perlu mencari pembeli. Kok bisa? Jadi, di Sudoswap kamu bisa swap NFT yang dipunya dengan ETH tanpa perlu menerima penawaran atau menunggu seseorang untuk membeli. Cool!

Membuat pools untuk jual beli NFT

Yup, di Sudoswap kamu bisa membuat pools untuk menjual atau membeli NFT. Baik mau menjual secara single atau dalam bentuk koleksi.

Jadi, kamu menjual atau membeli melalui pools bukan single order seperti platform marketplace NFT lainnya.

Bonding curve

Sebelum kamu membeli atau menjual NFT di Sudoswap, baiknya kamu tahu apa itu bonding curve. Karena fitur ini berfungsi untuk menentukan harga aset NFT saat kamu beli atau jual.

Baca juga:  NFT Art: Pengertian, Cara Kerja, Cara Membuat, dan Cara Menjual

Agar bisa lebih memahami tentang bonding curve, berikut analoginya.

Kamu memiliki 6 NFT dan harga setiap NFT diset di angka 1 ETH. Jika si A ingin membeli salah satu NFT dan kamu ingin menaikan harganya, katakanlah 1.05 ETH. Sayangnya dengan menaikkan harga ini, ternyata sedikit yang tertarik untuk membeli. Lantaran permintaan berkurang, kamu ingin harganya tetap naik. Hal tersebut bisa kamu lakukan. Inilah yang disebut dengan kontrol bonding curve.

Jadi, kamu bisa menjual NFT dengan harga tinggi atau harga terbaik menurut kamu dan Sudoswap memfasilitasinya dengan bonding curve ini.

Poin-poin di atas membuat Sudoswap menjadi topik pembicaraan di kalangan NFT sebagai pilihan untuk jual beli NFT dibandingkan dengan platform marketplace lainnya yang sudah ada.

Tidak ada royalti

Yang membuat perdebatan di ekosistem NFT tentang Sudoswap ini adalah tidak adanya royalti untuk seniman NFT.

Sudoswap tidak mengharuskan para kolektor (pembeli) NFT membayar biaya royalti untuk setiap perdagangan yang terjadi. Alasannya, dengan membayar royalti di setiap perdagangan, maka platform tidak akan berfungsi dengan baik karena ada banyak biaya yang mesti dibayarkan.

Sudoswap pun memutuskan tidak memberikan royalti kepada seniman NFT. Platform ini lebih menawarkan likuiditas alih-alih biaya royalti yang membuat biaya perdagangan membengkak dan proses menjadi lama.

Sayangnya, ada yang tidak setuju dan memandang ini sebagai hal kontroversional. Seniman NFT mesti mendapatkan royalti atas karya yang dijual.

Memang sih bicara tentang royalti karya digital ini masih menjadi diskusi yang panjang dan belum menemukan titik temu. Semua kembali lagi ke pasar NFT yang memiliki kesempatan bukan sebagai bentuk persyaratan untuk menghormati dan menerapkan royalti.

Untuk masalah royalti ini, Beeple pun bersuara melalui tweetnya. Well, sepertinya ini salah satu alasan yang simpel untuk masalah royalti NFT.

Apa Efek Sudoswap Terhadap Likuiditas NFT?

Saat ini, pasar NFT bergantung pada order book terpusat yang merujuk pada downtime dan risiko sentralisasi. Kehadiran sudoAMM telah mengubahnya dengan menjadi sepenuhnya di on-chain.

Baca juga:  Cara Investasi Bitcoin Pemula: Mudah dan Legal

Siapapun bisa mendapatkan likuiditas yang sama di mana digunakan oleh pasar Sudoswap di aplikasi mereka, hanya dengan menggunakan Ethereum.

Sudoswap AMM didesain agar bisa memfasilitasi cara baru dalam jual-beli NFT. Tujuannya agar siapapun bisa menambahkan likuiditas di koleksi NFT dan memperoleh bayaran dari penjualan.

Penjual NFT di Sudoswap bisa mendapatkan keuntungan karena platform menyediakan likuiditas langsung bagi para penjual NFT, yang berarti kamu bisa menutup posisi harga NFT tanpa perlu menunggu adanya pembeli.

Kekhawatiran selama ini oleh para penjual NFT di mana tidak bisa mendapatkan likuiditas langsung terjawab oleh Sudoswap. Platform marketplace NFT ini membuat pihak penyedia likuiditas bisa mendapatkan biaya perdagangan di NFT pool mereka. Dan inilah yang tidak bisa dilakukan marketplace lainnya.

Sudoswap baru hadir dalam hitungan jari, tapi mendapat banyak sambutan positif di ekosistem NFT. Revolusi protokol yang diusung Sudoswap menjadi oase di dunia NFT. Ini bisa dilihat dengan peningkatan volume di Sudoswap yang sangat signifikan.

Marketplace NFT ini patut untuk dipertimbangkan oleh kamu yang ingin menjual atau membeli NFT.