Do's and Dont's Staking Crypto: Wajib Tahu!

Do’s and Dont’s Staking Crypto: Wajib Tahu!

Staking crypto sekarang ini lagi populer. Banyak investor yang melakukan investasi mata uang digital melalui cara ini untuk mendapatkan keuntungan. Bagi pemula, ini bukanlah jalan yang mudah untuk memulai. Ada banyak hal yang harus dipelajari seperti risiko, apa saja yang bisa dan tidak bisa dilakukan dalam staking crypto.

Kehadiran cryptocurrency menjadi celah bagi para investor untuk bisa mendapatkan passive income. Ditambah melejitnya mata uang digital ini dengan cuan yang luar biasa membuat banyak mata mulai melirik. Cryptocurrency mendapatkan panggung dan spotlight di dunia investasi dan trading karena di saat dunia lagi krisis ekonomi, saham anjlok justru crypto bersinar. Bisa dikatakan, crypto seperti tidak kena imbas pandemi.

So, wajar jika orang-orang mulai sibuk mencari tahu tentang cryptocurrency. Imbal hasil yang ditawarkan sangat legit! Yes, itu memang daya tarik utama bagi para investor untuk mulai melirik mata uang digital ini.

Daftar Isi

Staking Crypto: Apaan Tuh?

Apa Itu Staking Crypto? Cari Tahu di Sini!

Ada beberapa cara untuk kamu bisa mendapatkan cuan dari industri kripto salah satunya dengan staking crypto.

Staking crypto merupakan sebuah proses ketika kamu berpartisipasi secara aktif untuk validasi transaksi di dalam blockchain konsesus algoritme Proof of Stake (PoS).

Proof of Stake (PoS) sendiri merupakan algoritme yang memiliki peran dalam melakukan validasi transaksi berdasarkan konsensus terdistribusi. Validasi ini dilakukan berdasarkan berapa total aset kripto yang dimiliki pengguna.

Lanjut lagi, di dalam blockchain, pengguna yang memiliki saldo minimum bisa melakukan validasi transaksi dan mendapatkan cuan.

Ringkasnya, dengan mengunci aset kripto tertentu, pengguna memiliki kekuatan dalam membuat keputusan dalam jaringan. Jadi, saat pengguna berhasil melakukan validasi transaksi, di situlah mereka bisa menghasilkan keuntungan.

Baca juga:  Apa itu Smart Contract? Inilah Pengertian dan Contohnya!

Semoga paham ya cara kerja staking crypto ini.

Bagi pemula yang tertarik akan dunia cryptocurrency ini, sebaiknya memahami terlebih dulu cara kerja, risiko pasar, memilih aset kripto. Ini memudahkan kamu untuk mengatasi kerugian yang akan terjadi di kemudian hari. Stop ikut-ikutan apabila kamu tidak tahu apa yang akan dikerjakan. Ini sama saja kamu menciptakan lubang yang nantinya kamu akan terjatuh ke dalamnya.

Di artikel sebelumnya sudah dibahas akan pengertian, medium dan juga risikonya, maka kali ini, akan dibahas panduan staking crypto untuk membantu kamu memulainya.

Panduan Staking Crypto Bagi Pemula

6 Risiko Staking Crypto yang Harus Diketahui Sebelum Memulainya

Do’s

Memilih Aset yang Tepat

Sama halnya dengan investasi lainnya, misalnya saham, kamu harus memilih saham mana yang ingin dibeli disesuaikan dengan dana yang ada. Begitu juga dengan staking crypto, sangat penting untuk memilih aset kripto mana yang akan digunakan untuk stake.

Ada beberapa faktor yang bisa jadi acuan dalam memilih aset:

  • Kapitalisasi pasar
  • Trading volume
  • Riwayat fluktuasi harga
  • Ukuran dan kualitas tim developer atau komunitasnya
  • Track record

Ada aturan umum yang mesti kamu ketahui yaitu aset yang akan digunakan untuk stake tidak memenuhi standar kriteria investasi, maka sebaiknya jangan digunakan.

Memahami Persyaratan Teknis

Konsep utama dari staking crypto adalah penggunaan proof of stake (PoS) koin. Cara kerja utamanya adalah berbeda dari blockhain ke blockchain lainnya. Itulah mengapa, kamu harus mengerti persyaratan teknis dan proses yang melibatkan aset digital yang akan digunakan dalam staking crypto.

Pertimbangkan juga teknis dari aset kripto yang akan digunakan, apabila terlalu menantang (berisiko) maka sebaiknya pilihlah aset digital yang mudah untuk staking crypto.

Pahami Risiko Pasar yang Akan Memengaruhi Imbal Hasil

Sebelum berinvestasi atau trading, hal utama yang wajib dilakukan adalah memahami risiko investasi. Untuk staking crypto, kamu harus memahami dengan benar risiko pasar yang akan memengaruhi nominal imbal hasil.

Baca juga:  Cloud Mining dan Mining Biasa: Bedanya Seperti Apa?

Konsep imbal hasil investasi kurang lebih sama. Begitupun dalam staking cryto. Adalah hal yang wajar jika kamu mengharapkan imbal hasil sama setiap tahunnya. Namun sayangnya, aset digital itu harganya itu fluktuatif mengikuti pergerakan pasar.

Jadi, kamu harus memiliki keyakinan bahwa aset digital ini bisa dipertahankan untuk jangka panjang dengan segala risikonya (nilainya turun, misalnya).

Dont’s

Do's and Dont's Staking Crypto: Wajib Tahu!

Hindari Memilih Aset Berdasarkan ROI (Return of Investment)

Yang namanya berinvestasi pastilah menginginkan cuan. Betul nggak? Pada umumnya akan berpikir berapa besar keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi ini. Tidak salah. Tapi, sekali lagi harus dimasukkan juga risiko investasi ke dalamnya.

Memilih aset digital berdasarkan ROI (Return of Investment) tidak disarankan dalam staking crypto. Karena, risikonya terlalu besar yaitu kamu berpotensi kehilangan uang.

Banyak koin proof of stake (PoS) yang tidak memiliki daya likuiditas (tidak bisa dicairkan) dan kapitalisasi pasar yang kecil. Yang artinya, ini akan sulit bagi kamu untuk menjual atau mengonversinya. Dan yang paling mengerikan adalah, koin dengan kapitalisasi pasar yang kecil berpotensi untuk terjadinya manipulasi pasar.

Solusinya adalah pilihlah aset digital berdasarkan faktor-faktor di atas dan tidak mengharapkan imbal hasil tahunan.

Jangan Mengunci Koin di Staking Crypto yang Kamu Butuhkan Untuk Dijual Secepatnya

Beberapa aset kripto memiliki periode dikunci, dan pengguna tidak bisa menjualnya. Jadi, disarankan untuk melakukan staking crypto menggunakan aset yang bisa dijual secepatnya.

Staking crypto digunakan untuk aset digital yang ingin di “HODL”. Oleh karena itu, kamu harus bisa menyimpan koin atau token untuk “dikunci” dalam jangka waktu yang lama, idealnya beberapa tahun.

Hindari Banyak Berinvestasi yang Akan Membuat Kamu Kehilangan Banyak Aset

Terlepas kamu mau berinvestasi di bitcoin atau aset kripto lainnya dalam staking crypto, kamu tidak akan pernah bisa berinvestasi lebih. Karena efeknya, kamu akan kehilangan banyak aset.

Baca juga:  Berkenalan dengan Hayden Adams, Pendiri Uniswap yang Famous di Dunia Kripto

Mengapa seperti itu?

Aset kripto adalah aset yang sangat fluktuatif di mana tidak jarang terjadi satu aset akan turun sebesar 50% atau lebih dalam hitungan bulan bahkan berhari-hari.

Itulah mengapa sangat disarankan untuk menempatkan sejumlah dana khusus untuk risiko besar seperti kehilangan. Jadi, sudah jelas ya sebaiknya tidak terlalu banyak berinvestasi dalam satu aset kripto.

Apakah Staking Crypto Menguntungkan?

Mengapa Cryptocurrency Dilarang di Beberapa Negara?

Ya, tentunya ini menguntungkan. Staking crypto sangat cocok bagi kamu yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan tanpa perlu memantau pergerakan harga pasar terus menerus. Dengan staking crypto kamu akan memperoleh passive income dalam bentuk bunga dari aset kripto yang dikunci.

Penting untuk diingat, sediakan dana khusus yang tidak mengganggu pos keuangan lainnya untuk melakukan staking crypto, pilihlah platform terpercaya yang menjamin keamanan koin kripto yang dimiliki. Simpanlah koin dalam jangka waktu yang panjang agar keuntungannya bisa besar.

Jika kamu seorang hodler, well staking crypto adalah pilihan. Semoga panduan di atas jelas ya bagi kamu yang ingin memulai staking crypto.