Beberapa Jenis Stablecoin Cryptocurrency yang Perlu Kamu Tahu

Beberapa Jenis Stablecoin Cryptocurrency yang Perlu Kamu Tahu

Mata uang kripto yang tidak stabil membuat sebagian orang urung menggunakannya sebagai alat transaksi, begitu pun dengan pemerintah di berbagai negara. Contohnya negara kita sendiri yang belum mengizinkan mata uang digital ini digunakan dalam transaksi jual-beli. Untuk mengatasi volatilitas dari cryptocurrency, maka muncullah beberapa jenis stablecoin.

Pada umumnya nilai dari cryptocurrency terutama bitcoin mengalami fluktuasi yang tidak bisa diprediksi. Tapi, di balik fluktuasi harganya, mata uang kripto tetap menjadi salah satu aset investasi yang sangat menjanjikan di masa yang akan datang.

Investor cryptocurrency menjelma menjadi crazy rich dalam waktu semalam saja, tapi sayangnya seminggu kemudian mereka juga harus siap dan rela kehilangan sebagian besarnya. Ini menunjukkan bahwa sifat dari mata uang kripto yang memang cukup labil, apalagi menjadi mata uang dalam transaksi barang dan jasa.

Dan ini yang membuat sebagian orang mempertimbangkan untuk tidak menggunakannya.

Teknologi pun terus berinovasi, muncul jenis stablecoin untuk menjawab keresahan para investor cryptocurrency dan orang-orang yang masih ragu menggunakannya. Dan, tak bisa ditolak, sekarang ini beberapa jenis stablecoin telah menginvasi pasar cryptocurrency.

Kelebihan stablecoin adalah memiliki nilai yang jauh lebih stabil dibandingkan mata uang kripto yang lain. Ini disebabkan nilai stablecoin dipatok ke aset lain seperti emas atau dolar USA.

Melihat geliat stablecoin yang memberikan solusi bagi investor cryptocurrency, bisakah mata uang virtual yang stabil ini mendisrupsi pasar crypto?

Untuk menjawabnya, mari kita pahami lebih lanjut tentang stablecoin.

Do's and Dont's Staking Crypto: Wajib Tahu!

Daftar Isi

Apa Itu Stablecoin?        

Stablecoin jika diartikan secara harfiah adalah koin yang stabil. Tidak ada yang salah juga dengan pengertian tersebut. Lebih tepatnya, stablecoin adalah koin digital yang memiliki harga yang stabil. Koin ini dipatok terhadap instrumen investasi konvensional yang sudah diketahui umum seperti emas, USD, ataupun komoditas aset digital lain yang sering diperdagangkan.

Kalau mata uang kripto seperti bitcoin dan ethereum nilainya mudah banget berubah, koin digital ini nilainya cenderung stabil. Inilah yang menjadi sebab mengapa banyak bisnis dan perusahaan lebih memilih menggunakan koin digital ini. Alasan utama, volatilitas harganya lebih terjamin dan tidak terlalu signifikan seperti hal aset kripto lainnya.

Baca juga:  Ini 7 Cara Investasi Bitcoin untuk Pemula yang Terbaik!

Agar lebih mudah dimengerti, ringkasnya seperti ini.

Stablecoin adalah semacam token yang mewakili bentuk lain dari mata uang fiat (konvensional). Jadi, saat kamu menyimpan uang ataupun melakukan investasi dengan mata uang fiat, kamu bisa mengonversikannya ke stablecoin dengan nilai yang sama dengan mata uang fiat tersebut. Nah, volatilitas harga pada token seperti Ethereum dan Bitcoin tidak akan berlaku pada stablecoin.

Semoga paham ya.

Jadi, sudah sangat jelas ya mengapa banyak investor cryptocurrency mulai melirik stablecoin ini.

5 Langkah Pengelolaan Uang Sebelum Memulai Investasi Crypto

Seberapa Penting Stablecoin?

Di tahun 2014, Microsoft mulai menerima bitcoin sebagai alat pembayaran. Namun, di awal tahun ini, mereka harus menghentikannya sementara waktu karena volatilitas mata uang kripto ini yang tinggi.

Di tahun 2018, misalnya, kamu memesan makanan seharga 10.000 bitcoin ($30). Di tahun 2021, harganya sudah jauh memelesat sekitar $80 juta. Perbedaan harga yang sangat signifikan ini karena perubahan harga bitcoin yang drastis.

Inilah yang membuat beberapa bisnis bersikap skeptis terhadap mata uang kripto sebagai alat pembayaran digital.

Stablecoin hadir dengan sifat yang tidak akan terpengaruh oleh volatilitas harga ekstrem dari cryptocurrency lainnya. Namun di sisi lain, stablecoin memanfaatkan fungsi dari cryptocurrency (seperti transparansi, keamanan, biaya rendah, dompet digital, privasi) tanpa mesti kehilangan kepercayaan dan stabilitas saat menggunakan mata uang fiat.

Koin digital ini memiliki potensi besar memberikan manfaat bagi berbagai industri dan individu yang membutuhkan transaksi internasional dengan aman dan cepat. Juga bermanfaat bagi pekerja migran yang perlu mengirimkan uang untuk keluarga mereka. Bagi bisnis besar ini sebagai peluang cara yang murah dan efisien untuk melakukan transaksi dengan distributor dari luar negeri.

Baca juga:  Berkenalan dengan Tokenomics, Sistem Moneter Cryptocurrency

Agar lebih jelas lagi, yuk kenalan dengan beberapa jenis stablecoin.

Beberapa Jenis Stablecoin Cryptocurrency yang Perlu Kamu Tahu

Beberapa Jenis Stablecoin yang Harus Kamu Tahu

Stablecoin yang didukung oleh fiat

Jenis stablecoin yang pertama adalah stablecoin yang didukung oleh fiat. Ini merupakan stablecoin perwujudan dari investasi mata uang fiat yang dilakukan oleh para investor. Contohnya, jika kamu ingin memiliki stablecoin, cukup menukarkan mata uang fiat yang dimiliki sejumlah yang sama dengan stablecoin.

Rasio yang dibuat oleh pihak bank atau penerbit yang mengeluarkan token adalah 1:1. Artinya 1 satblecoin sama dengan 1 unit mata uang fiat (misalnya satu dolar USD).

Misalnya, kamu memiliki mata uang fiat sebesar satu juta dolar, maka kamu bisa mendapatkan stablecoin dengan harga yang sama juga. Kamu cukup menyetorkan uang fiat ke bank dan penerbit token stablecoin.

Saat kamu ingin menukarkan uang tunai dengan stablecoin, lembaga atau perusahaan yang mengelola stablecoin akan mengambil jumlah uang fiat dari cadangan mereka lalu dikirim ke rekening bank kamu.

Ringkasnya, untuk stablecoin yang ada, di situ ada juga mata uang fiat yang ditahan di rekening untuk bisa mendukungnya.

Jenis stablecoin ini merupakan struktur paling sederhana yang dipunya oleh stablecoin namun memiliki keuntungan besar. Ini sangat mudah dipahami bagi para pemula yang baru mengenal dunia cryptocurrency.

Contoh stablecoin jenis ini :

  • Tether (USDT)
  • TrueUSD (TUSD)
  • LBXPeg milik negara Inggris
  • Candy dari negara Mongolia
  • Circle
  • Paxos Standard (PAX) 
  • Gemini Dollar (GUSD)

Stablecoin yang didukung mata uang kripto

Pada prinsipnya, jenis stablecoin yang didukung mata uang kripto memiliki kesamaan dengan stablecoin yang didukung oleh mata uang fiat. Yang menjadi pembeda adalah jaminan untuk stablecoin ini adalah mata uang kripto yang sering dipakai.

Cara kerjanya begini. Jika kamu mau mendapatkan stablecoin yang didukung oleh mata uang kripto ini adalah kamu mesti menggunakan smart contract. Kamu akan mengunci mata uang kripto pada kontrak yang telah dibuat untuk bisa menerbitkan token.

Baca juga:  Apa Itu Copy Trading Crypto?

Contoh yang paling popular dari jenis stablecoin ini adalah Dai.

9 Faktor Analisis Fundamental Crypto untuk Pemula

Stablecoin yang didukung oleh komoditas

Jenis stablecoin yang didukung oleh komoditas ini seperti logam mulia. Seperti yang diketahui, bahwa komoditas paling umum untuk dijaminkan adalah emas, namun ada juga stablecoin yang didukung oleh real estate, minyak, dan berbagai logam mulia.

Pemegang stablecoin ini umumnya mempunyai aset nyata dan memiliki nilai nyata juga. FYI, hal ini tidak dimiliki oleh kebanyakan cryptocurrency. Untuk sekarang, jenis aset ini disediakan untuk orang kaya tapi tidak tertutup kemungkinan stablecoin membuka investasi baru bagi individu rata-rata secara global

Contoh jenis stablecoin ini :

  • Digix Gold (DGX), token ERC-20 (yang dibangun di atas jaringan Ethereum) didukung oleh emas. 1 DGX mewakili 1 gram emas.
  • Tiberius Coin (TCX) ini didukung tak hanya satu komoditas, tapi dengan kombinasi tujuh logam mulai yang sering digunakan dalam perangkat keras teknologi.
  •  SwissRealCoin (SRC) didukung oleh portfolio real estate Swiss.

Stablecoin algoritmik

Menurut berbagai pihak stablecoin ini tidak dijamin. Sayangnya pernyataan itu salah.

Stablecoin algoritmik mempunyai semacam wadah untuk menampung jaminan dari para penggunanya. Nah, jaminan ini yang nantinya digunakan dalam menangani pergerakan pasar yang fluktuatif.

Tak hanya itu, stablecoin algoritmik memiliki sistem peredaran yang mirip dengan bank sentral di tiap negara. Pada umumnya, stablecoin algoritmik ini akan mengikuti mata uang fiat tertentu sebagai patokan jumlah peredaran dari stablecoin di pasaran.

Contoh jenis stablecoin ini adalah Basis, yang secara algoritme menyesuaikan pasokan untuk menjaga harga tetap stabil.

Memang sih kita tidak bisa memprediksi apa yang terjadi di masa depan terlebih di dunia blockchain yang sangat dinamis. Namun, beberapa jenis stablecoin seperti yang diulas di atas bisa membantu membawa mata uang kripto secara keseluruhan ke dalam kebiasaan hidup masyarakat dunia.

Setelah membaca ulasan di atas, apakah kamu tertarik untuk investasi di stablecoin?