Perbedaan Koin dan Token, Trader Crypto Harus Tahu!

3 Perbedaan Besar Koin dan Token yang Kamu Harus Tahu!

Reli besar-besaran yang terjadi di awal tahun 2021 di dunia kripto bikin orang histeris, memang. Banyak yang langsung melirik aset yang sebelumnya selalu diasosiasikan dengan scam ini. Dan kemudian, …. Bingung! Saking banyaknya aset kripto yang ditemui, plus istilah-istilahnya. Nah, apakah kamu tahu apa itu koin, token, lalu apa perbedaan koin dan token?

Yes, ini baru istilah koin dan token saja sudah bikin garuk-garuk kepala. Dua-duanya aset kripto, tapi mengapa harus ada koin, harus ada token? Token kripto, apanya token listrik? Kenapa di update marketcap, ada istilah koin dan token? Mana campur baur lagi …

Sebenarnya baik token maupun koin memiliki perbedaan fundamental yang sangat mudah dikenali. Namun, memang bisa jadi rancu juga, apalagi jika kamu memang pendatang baru di dunia kripto. Pertanyaan yang sering terlontar adalah, mengapa di A disebut koin, sedangkan di B disebut token?

Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini sampai selesai.

Trading Bot Crypto: Apa yang Perlu Diketahui?

Daftar Isi

Apa Itu Koin?

Di dunia kripto, koin dipakai untuk merujuk aset digital yang dibangun dalam jaringan blockchain miliknya sendiri, oleh para pengembang protokol blockchain yang bersangkutan. Ibaratnya, koin ini merupakan “produk asli” jaringan blockchain tersebut, atau sering disebut juga native crypto assets.

Seperti apa contohnya?

Misalnya saja seperti bitcoin atau BTC, yang disebut dengan “koin” karena memang dibangun di dalam jaringannya sendiri. Juga ada Ether (ETH) yang menjadi native coin dalam jaringan Ethereum.

Berarti, kita bisa ya, membuat koin lain dalam jaringan blockchain milik Bitcoin, misalnya? Bisa, kita akan bahas nanti di bagian token ya?

Nah, aset digital yang bisa disebut sebagai koin ini juga punya karakteristik sendiri. Di antaranya:

  • Terdesentralisasi. Of course, karena berada dalam jaringan blockchain, sehingga peredarannya tidak dalam otoritas pihak tertentu.
  • Dibangun dalam jaringan blockchain, yang bisa dianalogikan sebagai buku besar digital.
  • Jaring keamanannya menggunakan kriptografi.
Baca juga:  Do's and Dont's Staking Crypto: Wajib Tahu!

Fungsi Koin

As we know ya, bahwa koin ini pertama kali muncul seiring diluncurkannya Bitcoin tahun 2009. Niat awalnya adalah sebagai alat tukar secara desentralisasi, yang tentunya diharapkan bisa dipakai untuk kegiatan transaksi keuangan, dan menggantikan peran uang fiat di dunia virtual. Karena itulah, BTC, XRP, LTC, dan berbagai koin generasi awal lainnya dibangun dengan karakteristik yang sama dengan uang fiat ini.

Sayangnya, sampai sekarang, legalitas uang dan aset virtual ini masih belum dilegalkan di hampir sebagian besar negara, meskipun menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan uang fiat. Hanya El Salvador saja nih yang sudah menyatakan bahwa cryptocurrency bisa menggantikan fungsi uang fiat untuk transaksi.

Meski demikian, aset digital satu ini bukannya lantas tak bisa dipakai. Justru sekarang lagi populer banget nih, terutama karena fungsi-fungsi sebagai berikut.

Apa Arti MinerGate dan Bagaimana Cara Kerjanya?

1. Instrumen Investasi

Saat ini, banyak orang yang telah menyebut diri mereka sendiri sebagai investor aset digital cryptocurrency. Bitcoin, sebagai salah satu koin kripto dengan market cap tertinggi saat ini, sering disebut sebagai emas digital.

Pemberian sebutan ini juga bukan tanpa sebab. Hal ini tak lain karena bitcoin memiliki sifat penyimpan nilai, alias store of value, seperti halnya uang fiat. Bedanya, kalau uang fiat (sebenarnya) bisa dicetak tanpa batas, bitcoin hanya 21 juta keping saja.

Karena terbatas inilah, maka bitcoin menjadi terapresiasi nilainya, sehingga dianggap berharga sebagai instrumen atau aset investasi.

2. Menjaga Kontinuitas Jaringan

Teknologi blockchain dikembangkan secara terus menerus. Yang tadinya hanya berfungsi sebagai pencatat transaksi terdesentralisasi yang tak terikat oleh otoritas mana pun, kini bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal. Mulai dari memberikan pinjaman, menabung, dan sejenisnya. Ya, thanks to teknologi smart contract.

Baca juga:  Insolar dan Blockchain 4.0

So, semakin sering digunakan, pengembang pun harus bekerja lebih keras untuk menjaga kestabilan jaringannya. Karena itu, komunitas kripto haruslah memberi kompensasi yang sesuai untuk tugas pengembang ini, yang diberikan dalam bentuk native coin.

Di Ethereum, misalnya, yang dikenal memiliki teknologi smart contract yang sangat bisa diandalkan. Makanya tak heran, banyak  dari komunitas kripto yang ikut memanfaatkannya untuk mengembangkan berbagai proyek dan aplikasi dalam jaringan blockchain Ethereum. Tentu saja, hal ini enggak gratis. Mereka wajib bayar “ongkos” sewa pemanfaatan jaringan blockchain dengan ETH juga.

Perbedaan Koin dan Token, Trader Crypto Harus Tahu!

Apa Itu Token?

Nah, sekarang kita beranjak ke token.

Token adalah salah satu jenis aset digital yang dibangun dalam jaringan blockchain lain. Jika koin adalah “produk asli”, maka token bisa dibilang “pendatang”.

Karakteristiknya berbeda dengan koin, di antaranya:

  • Programmable, digunakan di atas protokol software, dari beberapa smart contract dalam jaringan blockchain.
  • Permissionless, bisa digunakan tanpa harus mengajukan izin
  • Transparent, bisa diawasi dan dicatat oleh pihak mana pun
  • Trustless, tak dikendalikan oleh otoritas mana pun.

Seperti yang sudah sempat disebutkan di atas, Ethereum merupakan sistem blockchain yang paling banyak digunakan untuk menciptakan berbagai token baru. Saat menciptakan token-token tersebut, pengembang harus tunduk terhadap syarat, ketentuan, dan standar sistem blockchain utama.

Contohnya di Ethereum, pengembang mengacu pada standar ERC-20 agar token-token yang diciptakan bisa saling beroperasi dengan aplikasi yang lain dalam blockchain yang sama. Ada juga standar ERC-271, yang merupakan standar pengembangan NFT.

Ada ribuan token tercipta sampai dengan hari ini. Yang paling banyak digunakan seperti Tether, USD Coin, DAI, UMA, BAT, dan beberapa yang lain.

Fungsi Token

Apakah sama dengan koin? Yes, mirip. Keduanya sama-sama memiliki fungsi transfer nilai. Namun, untuk token, ada fungsi yang lain. Di antaranya:

  • Sekuritas, yang merupakan representasi aset seperti yang kita lihat di dunia nyata. Seperti obligasi ataupun surat berharga.
  • Utilitas, sebagai sarana untuk mendapatkan produk atau jasa.
  • Stablecoins, yang dapat ditautkan ke mata uang fiat, misalnya Euro atau USD.
  • NFT, yang menjadi representasi produk digital yang unik dan satu-satunya di dunia.
  • Pembayaran, seperti koin digital
  • Surat suara dalam voting, yang biasanya dilakukan oleh para pengguna blockchain dalam menentukan protokol atau kebijakan baru.
Apa itu Smart Contract? Inilah Pengertian dan Contohnya!

Perbedaan Koin dan Token

Nah, setelah melihat masing-masing pengertian serta karakteristik dari koin dan token di atas, maka kesimpulan perbedaannya apa nih?

Baca juga:  Decentralized Autonomous Organization (DAO): Apa Artinya?

Yaitu:

  • Koin diciptakan dalam jaringan blockchain asli, sedangkan token dari platform yang didirikan di jaringan blockchain lain.
  • Proses penciptaan koin lebih rumit karena berasal dari jaringan blockchain asli, sedangkan token “hanya menumpang” pada sistem yang sudah ada.
  • Koin digunakan sebagai aset investasi dan pembayaran, sedangkan fungsi token lebih beragam.

Demikian penjelasan mengenai perbedaan koin dan token. Semoga sekarang enggak bingung lagi ya.