Yang Perlu Kamu Ketahui tentang Ethereum 2.0

Yang Perlu Kamu Ketahui tentang Ethereum 2.0

Ethereum 2.0 sudah ditunggu-tunggu kehadirannya sejak tahun 2020, agar segera bisa meluncur ke mainnet Ethereum. Sudahkah kamu berkenalan dengan upgrade terbaru dari jaringan Ethereum ini?

Jika belum, yuk, ikuti artikel ini sampai selesai.

Ini Dia Cara Dapetin Ethereum Gratis – Mau Coba?

Daftar Isi

Apa Itu Ethereum 2.0?

Ethereum 2.0 kadang disebut juga dengan Eth2, atau ETH 2.0. Ada juga yang menyebutnya sebagai Serenity.

Ethereum 2.0 merupakan upgrade blockchain Ethereum, yang dilakukan untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringannya. Dengan adanya upgrade ini diharapkan kemacetan transaksi bisa dihindari, sehingga dapat memproses transaksi secara bersamaan dengan lebih baik.

Januari 2022 yang lalu, Ethereum Foundation memutuskan untuk mengganti penyebutan Ethereum 2.0. Hal ini agar tak membuat proyek ini jadi missleading. Penyebutan Ethereum 2.0 seakan-akan Ethereum sedang meluncurkan jaringan baru, padahal faktanya yang terjadi adalah peningkatan jaringan. Karena itu, penjenamaan ulang dilakukan. Eth1 disebut dengan Execution Layer, yang di dalamnya terdapat aturan jaringan dan smart contract. Sedangkan Eth2 disebut dengan Consensus Layer, yang dalamnya terdapat aturan pemastian penyesuaian terhadap perangkat agar dapat berkontribusi ke jaringan.

Apa Beda Ethereum 2.0 dengan Ethereum Sebelumnya?

Ada 2 perbedaan besar yang menjadikan Ethereum 2.0 dikatakan lebih baik daripada Ethereum 1.0. Apa saja?

Proof of Stake

Ethereum 1.0 berjalan dengan mekanisme konsensus Proof of Work, yang mengandalkan kekuatan komputasi fisik dan listrik dalam upaya penambahan blok baru dalam blockchain yang bersangkutan.

Ethereum 2.0 akan menggunakan Proof of Stake, yang dapat mendorong peningkatan keamanan, efisiensi energi, dan skalabilitas pada blockchain Ethereum. Proof of Stake ini akan mengandalkan validator, atau virtual miner, dan deposit ETH dalam proses mining-nya.

Shard Chain

Ethereum 1.0 menggunakan simple chain yang terdiri atas rangkaian blok yang berurutan, dengan tingkat keamanan terjamin dan proses verifikasi informasi yang sangat mudah. Namun, simple chain menuntut adanya validasi di setiap proses yang dilakukan oleh node secara berurutan mana kala sedang ada transaksi. Jika di saat yang sama, aktivitas di mainnet juga tinggi, Ethereum menurun kinerjanya.

Baca juga:  Kenalan dengan Solana: Aset Kripto yang Belakangan Meroket Tajam

Shard chain akan berperan untuk membagi tugas ini, sehingga pemrosesan data transaksi menjadi lebih cepat meskipun melibatkan banyak node. Hal ini dimungkinkan terjadi karena shard chain mampu memproses data secara paralel.

Ethereum Adalah Uang Digital Terpopuler Setelah Bitcoin, Sudah Tahu Kisahnya Belum?

Roadmap Ethereum 2.0

Peningkatan jaringan ini dilakukan demi skalabilitas, kenyamanan, dan keberlanjutan yang lebih baik. Ethereum telah menetapkan 3 tahapan besar dalam proses upgrade Ethereum 2.0 ini, yang meski dikerjakan secara paralel, tetapi satu sama lain bisa saling memengaruhi dan berhubungan, sehingga akan menentukan kapan siap untuk diluncurkan.

Berikut ketiga tahapan tersebut.

Beacon Chain

Implementasi lapisan konsensus Proof of Stake yang baru merupakan fase pertama upgrade Ethereum 2.0 ini. Mereka menyebutnya sebagai Beacon Chain.

Setiap validator yang ada akan mewakili 32 ETH dalam staking pada Beacon Chain. Saat ini, sudah ada 222.052 validator untuk 7.105.596 ETH gabungan. Sementara ini, Proof of Work Ethereum masih terus berjalan beriringan dengan rantai PoS yang baru, demi memastikan kontinuitas data tetap berjalan dengan baik.

Fase pertama ini sudah diluncurkan pada 1 Desember 2020 yang lalu.

The Merge

Fase ini merupakan fase ketika Ethereum mainnet akan segera bergabung dengan Proof of Stake fase Beacon Chain. Dalam fase ini pula, konsensus Proof of Work akan diakhiri.

Transaksi dan aplikasi yang saat ini digunakan akan tetap berjalan seperti biasa, jadi pengguna tak perlu merasa khawatir. Istilah Eth1 dan Eth2 akan mulai banyak digunakan, tetapi hanya dalam kapasitas menyebutkan layer yang berbeda, yaitu execution dan consensus.

Execution layer—yaitu Eth1—akan bertugas pada bundling transaksi, eksekusi, dan manajemen jaringan. Layer ini digunakan oleh klien Ethereum seperti Nethermind, OpenEthereum, Geth, dan Hyperledger Besu.

Baca juga:  Zero Knowledge vs Optimistic Rollups: Mana Solusi Terbaik?

Sementara, consensus layer—yaitu Eth2, atau Beacon Chain—akan bertanggung jawab dalam validasi blok. Saat ini, layer ini sudah berjalan sesuai harapan, dengan 155.663 validator kolektif untuk 4.981.046 ETH. Tim klien di layer ini adalah Lighthouse, Prysm, Teku, dan Nimbus.

Shard Chain

Fase ketiga ini merupakan fase yang akan diluncurkan tahun 2022 atau 2023, jika bisa sesuai dengan jadwal roadmap-nya. Dengan adanya shard chain ini, Ethereum akan memiliki kapasitas penyimpanan dan pengaksesan data yang lebih baik, tetapi tidak akan melakukan eksekusi kode.

Sebenarnya semua fase sudah berjalan dengan baik sejauh ini, tetapi masalah seberapa cepat solusi Layer 2 dapat berkembang masih menjadi misteri. Seperti Rollups, yang menjadi solusi atas beban komputasi dan penyimpanan dalam blockchain. Padahal Rollups merupakan bagian penting dari roadmap Ethereum 2.0.

Yang Perlu Kamu Ketahui tentang Ethereum 2.0

Tahap Ethereum 2.0 Saat Ini

Berlanjut dari peluncuran fase Beacon Chain dalam bulan Desember 2020, seharusnya sudah mulai dimasukkan ke dalam mainnet, tapi ternyata belum juga. Padahal The Merge dijadwalkan akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun 2022 ini. Kedua fase ini dalam rencana seharusnya akan berjalan secara paralel.

Shard chain sendiri akan diluncurkan tahun 2023, sebagai fase perluasan kapasitas Ethereum dalam proses transaksi dan penyimpanan data.

Belum diketahui secara pasti, kapan The Merge akan diluncurkan. Namun, desas-desus yang terdengar, Agustus 2022 menjadi bulan terpilih, yang akan menandai berakhirnya konsensus Proof of Work. Sampai dengan saat ini, Proof of Work sendiri masih digunakan di jaringan blockchain Bitcoin, tetapi dikeluhkan lantaran daya komputasi dan energi yang diperlukan sangatlah besar saat ada aktivitas mining.

Dengan di-upgrade-nya Ethereum 1.0 menjadi Ethereum 2.0, maka kinerja blockchain diharapkan menjadi lebih baik.

Baca juga:  Apa Itu Staking Crypto? Cari Tahu di Sini!

Untuk fase ini, kamu tak perlu khawatir karena Ethereum 1.0 masih berfungsi seperti semula, bahkan nanti ketika penggabungan Proof of Stake terjadi. Efek yang akan dirasakan paling sejauh seperti ada update aplikasi di smartphone, atau update software di PC, yang tidak akan mengubah data apa pun yang kamu simpan.

Dengan upgrade ini juga, nantinya diharapkan ETH tak hanya akan berfungsi sebagai mata uang kripto untuk membayar gas fee atau sebagai instrumen investasi, tetapi juga bisa digunakan untuk staking. Dengan demikian, harga ETH juga diharapkan bisa membaik.

Demikian acara perkenalan kita dengan Ethereum 2.0. Kita lihat saja ya, bagaimana perkembangan berikutnya.