Hayuk, mumpung pasar lagi “rehat”, kita belajar investasi crypto lebih dalam lagi!
Sudah tahu belum berbagai fakta mengenai investasi crypto ini? Kalau kamu masih dalam fase pemula, ada baiknya simak dulu fakta-fakta berikut jika kamu ingin belajar investasi crypto.
Daftar Isi
Belajar Investasi Crypto: Fakta Ini Sudah Kamu Tahu Belum?
1. Terdesentralisasi
Apa artinya kripto ini terdesentralisasi yang sesungguhnya?
Pada sistem sentralisasi, saat kita hendak mengirim uang, maka kita punya perantara yang memungkinkan hal ini terjadi, yaitu bank. Untuk itu, ada sejumlah prosedur dan aturan yang harus diikuti. Kita harus patuh terhadap ketentuan ini kepada bank yang bertindak sebagai otoritas transaksi. Kita harus patuh juga jika ada biaya yang dikenakan.
Begitu juga jika kita hendak berinvestasi saham, maka akan ada broker atau pialang yang akan menjadi perantara kita untuk melakukan investasi. Di kripto, hal ini juga tak berlaku. Kita bisa berinvestasi dan membeli cryptocurrency langsung pada penjualnya.
Belajar investasi crypto, kamu akan mengetahui bahwa sistem desentralisasi memungkinkan kita untuk bisa mengirimkan aset crypto dari satu tempat ke tempat lain dengan perantara komunitas kripto itu sendiri dalam jaringan blockchain. Tidak ada otoritas terpusat yang akan memvalidasi transaksi ini. Semua yang ada dalam jaringanlah yang akan memutuskan, transaksi tersebut sah atay tidak.
So, kalau ada yang bilang, bahwa crypto tidak memiliki penjamin, maka hal tersebut merupakan kesalahpahaman. Dalam crypto, penjaminnya adalah masyarakat kripto itu sendiri.
2. Digital
Crypto adalah aset digital. Hal ini menjadikan kita tidak dapat melihat ataupun menyentuh mata uang kripto secara fisik, tidak seperti mata uang kertas, emas, atau aset fisik lainnya. Sejak awal, kripto memang diciptakan untuk berbagai kebutuhan transaksi—dan investasi—secara virtual. Koin-koin emas dengan simbol-simbol crypto yang sering digunakan dalam berbagai kesempatan itu hanya sekadar visualisasi saja.
Jadi, sedari awal, crypto memang diciptakan secara digital. Namun, bukan berarti bisa diragukan hanya karena tidak ada aset fisik.
3. Supply terbatas
Untuk beberapa mata uang kripto, salah satunya bitcoin, diciptakan dalam jumlah terbatas, yakni 21 juta koin saja. Sementara ini, 18 juta—hampir 19 juta—koin sudah beredar, sehingga tersisa sekitar 2 – 3 juta koin yang ditambang.
Karena adanya keterbatasan jumlah, maka nilainya meningkat sehingga memiliki efek deflationary. Hal ini berbeda dengan mata uang fiat yang bersifat inflationary, yang oleh pemerintah setempat bisa dicetak dalam jumlah besar setiap tahunnya.
4. Bisa dipecah dalam satuan kecil
Tak seperti emas ataupun mata uang fiat, mata uang kripto seperti bitcoin juga bisa dipecah dalam satuan yang sangat kecil, dengan presisi yang sangat tinggi.
Belajar investasi crypto bisa dengan membeli sesuai kemampuan, maka hal ini dimungkinkan karena cryptocurrency seperti bitcoin bisa dibeli dalam satuan terkecil sebesar 0,00000001 BTC. Harganya tentu saja sangat terjangkau.
5. Legal
Kamu juga perlu tahu dalam belajar investasi crypto, bahwa perdagangan aset kripto sudah dianggap legal di Indonesia, dan diawasi serta diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti. So, jual beli cryptocurrency adalah legal.
Tapi, bukankah beberapa waktu yang lalu crypto disebutkan tidak boleh digunakan untuk transaksi?
Betul, crypto tidak boleh dipergunakan sebagai alat pembayaran, karena alat pembayaran di Indonesia masih hanya satu: rupiah. Kamu tidak diperbolehkan membeli jasa atau barang, dan membayarnya dengan bitcoin dan mata uang kripto lainnya, karena kripto bukan berasal dari industri keuangan. Namun, kamu boleh membeli dan menjual kripto sebagai aset investasi atau komoditi layaknya komoditi berjangka lainnya. Kamu bisa melakukannya melalui pedagang aset kripto, yang sudah terdaftar di Bappebti.
6. Masih baru
Jika kamu belajar investasi crypto sekarang, maka hal tersebut belumlah terlalu terlambat. Pasalnya, usia kripto memang belum lama. Seperti bitcoin, misalnya, usianya baru sekitar 13 tahun. Market cap tertinggi yang pernah dicapai oleh bitcoin adalah USD 1 triliun, masih kalah jauh dari emas dengan kapitalisasi pasar sebesar USD 10 triliun. Padahal bitcoin sendiri merupakan mata uang digital dengan kapitalisasi terbesar.
Karena masih cukup baru, maka hal ini membuat fluktuasi harga pasar kripto sangat volatil, sehingga cukup mudah bagi pihak-pihak tertentu untuk menggorengnya. Harga cryptocurrency yang ada di satu exchange bahkan bisa berbeda dengan exchange yang lain, sehingga kita perlu untuk memantau jika ingin belajar investasi crypto.
7. Disimpan dalam wallet
Jika kamu hendak berinvestasi emas, misalnya, maka kamu perlu mencari tempat yang aman untuk menyimpannya, apalagi jika dalam jumlah besar. Begitu juga jika kamu hendak menyimpan uang, maka kamu perlu dompet. Hal yang sama berlaku juga kalau kamu belajar investasi crypto. Kamu perlu dompet, tapi alih-alih fisik, kamu perlu dompet digital.
Crypto wallet ada berbagai macam jenisnya. Untuk memakainya, kita akan menggunakan dua macam kunci, yaitu public key—yang fungsinya mirip nomor rekening bank, yang bisa kamu berikan pada pihak lain yang ingin mengirimkan aset kripto kepadamu—dan private key yang berfungsi seperti PIN ataupun password. So, pastikan kamu menyimpan private key ini dengan aman. Karena jika tidak, aset kita bisa saja hilang diambil orang.
8. Bisa jadi sumber passive income
Belajar investasi crypto memang menguntungkan, bahkan bisa jadi sumber passive income yang baru. Hal ini cukup berbeda dari anggapan orang banyak yang mengira bahwa kita hanya bisa memanfaatkan kripto untuk keuntungan jangka pendek. Buy low, sell high, alias trading harian.
Ada 2 cara yang memungkinkan aset kripto bisa memberikan passive income, alias penghasilan pasif, yaitu dengan cara lending dan staking.
9. Pahami risikonya
Memang belajar investasi crypto akhir-akhir ngehype banget, tapi bukan berarti kamu bisa ikut-ikutan hanya karena takut ketinggalan hype. Ada risiko besar yang harus siap dihadapi oleh investor kripto begitu memutuskan untuk ikut terjun di dunia investasi digital ini.
Beberapa risiko yang bisa terjadi dalam belajar investasi crypto adalah:
- Fluktuasi harga pasar crypto yang bisa dibilang ekstrem. Kenaikan dan penurunan bisa sangat tajam, dalam waktu yang sangat singkat.
- Dibobol hacker, terutama di pihak exchanger. Bahkan exchange yang berskala besar pun tak luput dari sasaran hacker ini. Sistem blockchain memang aman dan transparan. Mekanisme peer to peer juga membuat proses kontrol menjadi lebih baik.
- Regulasi yang belum matang sepenuhnya juga bisa menjadi risiko cryptocurrency yang cukup besar. Terutama bagi negara-negara yang mengharamkan kripto sama sekali, yang artinya tidak akan ada payung hukum yang bisa melindungi investor jika terjadi masalah. Semua menjadi tanggung jawab investor masing-masing sepenuhnya.
- Modus penipuan atas nama kripto juga semakin marak. Sudah cukup banyak kasus terjadi, dan kerugian yang diderita cukup besar.
- Lupa private key yang menyebabkan kita tak bisa mengakses crypto wallet. Hal ini cukup berbeda dengan sistem bank atau keuangan lainnya, yang kalau kita salah password atau PIN bisa dibantu oleh pihak bank atau penyelenggara layanan keuangan lain. Crypto wallet dikembangkan agar melindungi aset digital sebaik mungkin, karena private key benar-benar hanya pemiliknya saja yang tahu. Tak ada yang bisa membantu kalau kita kehilangan atau lupa private key.
- Salah transfer di bank, maka bank bisa membantu asalkan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Namun, begitu kamu kirim aset digital ke alamat wallet yang salah, ya wassalam. Tidak akan bisa direcover lagi, kecuali yang bersangkutan mau mengirimnya kembali kepadamu.
10. Diversifikasi yang perlu
Ada dua jenis diversifikasi yang perlu dilakukan saat kamu belajar investasi crypto. Yaitu diversifikasi aset dan diversifikasi exchange.
Diversifikasi aset artinya adalah jangan menaruh semua dana investasimu ke dalam satu instrumen. Crypto memang menarik, potensi keuntungannya sangat tinggi. Tetapi, kamu perlu mengimbanginya juga dengan instrumen lain yang lebih rendah risikonya.
Diversifikasi exchange artinya hampir sama; jangan menaruh semua dana investasi ke exchange yang sama. Hal ini bertujuan agar kalau ada masalah pada exchange yang satu, kamu masih memiliki aset di exchange yang lain.
Nah, belajar investasi crypto kamu bisa dilanjutkan setelah memahami berbagai fakta yang sudah disajikan di atas. Semoga aset digitalmu bisa berkembang dengan baik ya, ke depannya.
Semoga bermanfaat.