7 Mitos Bitcoin dan Seputar Fakta di Baliknya

7 Mitos Bitcoin dan Seputar Fakta di Baliknya

Seiring meroketnya popularitas bitcoin dan mata uang kripto lainnya, ternyata masih banyak yang kontra dengan mata uang digital ini. Mitos bitcoin kerap dipercaya oleh orang-orang yang kontra karena tidak terlalu percaya melihat harga-harga aset kripto yang dulunya tidak bernilai, kini harganya memelesat jauh.

Mitos bitcoin yang berkembang di masyarakat membuat kesalahpahaman dan berakibat ketidakpercayaan terhadap mata uang kripto ini. Walaupun para investor mulai melirik untuk berinvestasi ke cryptocurrency, tetap saja mitos ini dipercaya.

Sedikit flashback, bitcoin pernah menembus harga tertinggi sepanjang sejarah sejak kemunculannya, yakni ada di angka US $50.000 atau setara Rp 713,6 juta per keping. Ini nominal yang luar biasa tinggi. Walau di masa pandemi, harga bitcoin pun masih perkasa di angka ratusan juta. Seakan pandemi yang terjadi tidak berefek di mata uang kripto.

Memang sulit dipercaya mengingat satu dekade lalu, dengan 10.000 bitcoin hanya bisa membeli beberapa loyang pizza, kini sekeping saja bisa membeli rumah! Ditambah lagi mata uang ini tidak memiliki bentuk fisik, hanya virtual saja.

Jadi, tidak heran kalau mitos bitcoin ini masih saja muncul hingga sekarang ini.

Apa sajakah mitos bitcoin yang beredar di masyarakat? Dan bagaimana faktanya? Berikut ulasannya.

6 Miner Pool Terbaik untuk Menambang Multikripto

Daftar Isi

7 Mitos Bitcoin dan Fakta yang Harus Dipahami di Baliknya

Bitcoin adalah sebuah gelembung

Sebagian orang membeli bitcoin sebagai bentuk investasi yang spekulatif dengan tujuan mendapatkan cuan tinggi. Tapi, bukan berarti bitcoin adalah sebuah bentuk gelembung ya.

Inilah salah satu mitos bitcoin yang terpopuler.

FYI, gelembung merupakan sebuah siklus ekonomi yang ditandai dengan kenaikan dari nilai pasar dan tidak berkelanjutan. Gelembung ini nantinya akan pecah saat investor mulai menyadari harga yang ada jauh lebih tinggi dibandingkan nilai fundamental dari aset tersebut.

Orang-orang suka membandingkan mitos bitcoin ini dengan gelembung spekulatif yang terkenal di dunia yakni ‘Tulip Mania’ di Belanda abad ke-17. Di tahun 1637, harga varietas tulip melonjak tinggi sekitar 26 kali lipat yang disebabkan oleh para spekulan. Nah, gelembung ini berlangsung dalam rentang waktu enam bulan, sesudahnya harga tulip jatuh dan nggak pernah pulih.

Baca juga:  Investasi Bitcoin, Ini 7 Cara Mengatasi FOMO Supaya Nggak Jantungan

Fakta:

  • Dalam rentang dua belas tahun, bitcoin telah melalui banyak siklus harga dan selalu kembali pulih setiap mencapai level yang paling tinggi. Ini sebenarnya siklus yang dinamakan boom-bust, dan merupakan hal yang wajar terjadi di bidang teknologi. Contoh konkret adalah di akhir masa dot.com sekitar tahun 90-an, saham Amazon jatuh harganya dari $100 ke level $5, tapi justru Amazon menjadi perusahaan raksasa dunia dalam satu dekade berikutnya.
  • Beberapa investor menilai bitcoin akan naik dan surut dengan ayunan yang lebih kecil dan waktu yang semakin lama sehingga di satu titik di masa mendatang, harga bitcoin bisa relatif stabil. Tapi, untuk membuktikannya hanya waktu akan menjawab.

Bitcoin tidak mempunyai sebuah nilai yang nyata

Bitcoin memang tidak didukung oleh aset fisik, tidak seperti emas misalnya. Tapi, ini juga sama dengan mata uang fiat pada umumnya seperti dolar AS. Memang bitcoin dibuat untuk menjadi sesuatu yang langka, yang bisa membantu menahan inflasi.

Fakta:

  • Di dunia hanya ada 21 juta bitcoin yang beredar, berbeda dengan mata uang fiat yang lebih banyak (dan masih bisa diperbanyak lagi). Keterbatasan inilah yang menjadi pendorong utama untuk kenaikan nilainya.
  • Nggak hanya dibatasi peredarannya, seiring waktu jumlah bitcoin baru yang akan ditambang menurun dengan cara yang bisa diprediksi. Kejadian ini disebut “halving”, yang ada setiap empat tahun, ini merupakan hadiah blok yang menjadi reward para miners di jaringan yang dipotong menjadi setengahnya.
7 Mitos Bitcoin dan Seputar Fakta di Baliknya

Bitcoin tidak memiliki manfaat

Orang-orang yang kontra percaya banget dengan mitos bitcoin satu ini: bitcoin tidak memiliki manfaat di dunia nyata. Kalaupun ada manfaatnya, biasanya untuk kegiatan ilegal.

Baca juga:  3 Tip Investasi Bitcoin Halal yang Tak Menyalahi Aturan Agama

FYI, bitcoin masih tetap ada hingga sekarang ini dan telah menjadi opsi transaksi digital tentunya telah melewati sejarah yang panjang. Dan semua transaksi dilakukan tanpa lembaga keuangan sebagai pihak yang memproses pembayaran.

Karena memiliki tingkat keamanan yang tinggi, bitcoin pun dipercaya sebagai perlindungan nilai bak emas, misalnya terhadap inflasi oleh investor dari institusional yang besar.

Fakta:

  • Sama halnya dengan mata uang fiat, sebagian besar bisa disalahgunakan, seperti money laundry misalnya. Tapi, jika dibandingkan dengan dolar AS, penggunaan bitcoin dengan ilegal jumlahnya lebih sedikit.
  • Semua transaksi di bitcoin berlangsung di dalam jaringan blockchain, ini membuat pihak berwenang lebih leluasa dalam melacak aktivitas ilegal.

Investasi di bitcoin sama dengan berjudi

Selama satu dekade terakhir, volatilitas bitcoin sangat ekstrem. Tapi, ini dianggap wajar terjadi karena pasar bitcoin umurnya masih muda dan tengah berkembang.

Mitos bitcoin mengungkapkan, bahwa investasi mata uang digital ini seperti judi, karena nilai kepemilikan yang memiliki bitcoin akan terus naik.

Fakta:

  • Di kasino, kemungkinan untuk untung lebih lebih condong ke bandar. Dan konsep investasi bitcoin, tidak seperti itu. Tidak ada jaminan akan kinerja di masa mendatang tapi tren jangka panjang bitcoin menunjukkan kenaikan selama satu dekade belakangan ini.
  • Walaupun tren bitcoin terus meningkat seiring waktu, ternyata bitcoin juga mengalami yang namanya siklus penurunan substansial. Di sini, investor mesti lebih berhati-hati dalam menghadapi pasar yang bergejolak.
Bagaimana Mencegah Kejahatan Siber di Dunia Crypto Terjadi pada Kita

5. Bitcoin tidak aman

Mitos bitcoin lainnya mengatakan bahwa bitcoin tidaklah aman dan pernah diretas berkali-kali.

Fakta:

  • Bitcoin tidak pernah diretas sepanjang sejarah. Yang diretas adalah bursa kripto, tempat para pengguna menyimpan bitcoinnya.
  • Banyak ilmuwan komputer dan ahli keamanan meneliti open source code. Dan bitcoin merupakan mata uang digital pertama yang mampu memecahkan masalah transaksi pembelian ganda. Membuat mata uang bersifat peer-to-peer yang dulunya ‘tidak dipercaya’ menjadi kenyataan.
  • Seluruh transaksi bitcoin tidak bisa diubah sendirinya.
Baca juga:  Ini Cara Investasi Bitcoin untuk Pemula Paling Sederhana

6. Akan ada mata uang kripto yang menggantikan bitcoin

Sekarang ini ada 4000-an altcoin yang muncul di seluruh dunia dan diprediksi akan bisa menggantikan bitcoin.

Fakta:

  • Bitcoin merupakan mata uang kripto pertama yang sukses mengeruk keuntungan. Kini mata uang kripto baru mulai bermunculan dengan fitur baru tapi TIDAK ADA yang bisa benar-benar mendekati harga bitcoin. Kapitalisasi pasar bitcoin masih yang terbesar.
  • Banyak inovasi yang terjadi saat ini, namun para ahli berpendapat belum ada yang bisa menggantikan bitcoin dalam waktu dekat.
Mengenal Indikator RSI Crypto dan Cara Membacanya

7. Memiliki dampak buruk bagi lingkungan

Mitos bitcoin lainnya bilang bahwa menambang dengan aplikasi bitcoin adalah aktivitas yang boros energi.

Di sini ada benarnya juga sih, lantaran untuk menambang memang memerlukan PC atau laptop spesifikasi tinggi dan harus online selama berjam-jam. Pun menambang menggunakan aplikasi bitcoin di HP Android.

Fakta:

  • Menentukan dampak terhadap lingkungan bukanlah hal yang mudah. Perlu diingat bahwa semua aspek ekonomi digital tentunya membutuhkan energi. Coba bandingkan dengan seluruh transaksi dari sistem perbankan global dan energi yang dibutuhkan dalam memproses semua transaksi tersebut juga gedung perkantoran yang menggunakan listrik, penggunaan ATM dan masih banyak lagi.
  • Melansir penelitian dari Ark Investment Management, bitcoin ternyata jauh lebih efisien dibandingkan dengan lembaga keuangan tradisional juga penambangan emas berskala global.
  • Penambangan di aplikasi bitcoin sudah didukung oleh sumber energi terbaru. Totalnya berkisar 20-70%, ini merupakan data dari Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index.
  • Penelitian lain dari Cambridge menyatakan bahwa dampak lingkungan oleh bitcoin untuk sekarang ini masih dalam tahap marginal.

Demikian 7 mitos bitcoin dan faktanya. Semoga kamu bisa tercerahkan ya dan bisa memilah isu mitos yang beredar di masyarakat, ya.