Mengenali Candlestick Pattern untuk Pemula Part. 2

Mengenali Candlestick Pattern untuk Pemula Part. 2

Di beberapa artikel yang lalu, kita pernah berkenalan dengan beberapa candlestick pattern yang paling sederhana dalam part satu. Sekarang, kita lanjut ke pattern berikutnya yang harus dikenali ya.

Kamu, meski baru pemula, perlu banget untuk paham pola candlestick ini. Pasalnya, chart ini dapat memberimu informasi harga instrumen yang fluktuatif, hingga dapat memproyeksikannya dengan lebih akurat. Instrumen apa saja? Ya, berbagai instrumen, mulai dari saham, sampai ke cryptocurrency juga.

Pergerakan harga instrumenn di pasar akan ditampilkan dalam bentuk grafik yang naik dan turun. Ini adalah bagian dari analisis teknikal, dalam hal ini pada pasar kripto.

Mari kita mengingat kembali dulu mengenai definisi candlestick pattern, supaya lebih mudah memahaminya nanti.

Daftar Isi

Apa Itu Candlestick Pattern?

Mengenal 7 Candlestick Pattern Single dalam Analisis Teknikal Crypto untuk Pemula

Candlestick bisa diartikan sebagai grafik batang. Dinamakan candlestick karena bentuknya seperti batang lilin. Grafik ini biasa dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk menganalisis harga saham, forex, komoditas lain, hingga cryptocurrency.

Kalau dilihat sekilas, memang candlestick pattern ini tampak cukup rumit. Makanya, tak jarang trader ataupun investor kesulitan membacanya, apalagi jika masih pada level pemula.

Candlestick pattern ini pertama kali dikenal di Jepang. Mempresentasikan dampak sentimen investor ataupun trader terhadap harga komoditas, tingkat akurasi grafik ini dianggap yang mendekati sempurna dibandingkan jenis grafik yang lain. Hasil analisisnya kerap digunakan sebagai dasar pertimbangan investor dan trader untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan transaksi pasar.

Chart candlestick menggunakan intuisi subjektif. Berbagai pola yang ada dapat dianalisis sehingga membantu kita memperoleh data yang tepat dalam trading riil. Keuntungan yang bisa dihasilkan dari analisis menggunakan candlestick akan dapat maksimal, apabila si investor atau tradernya memang sudah memiliki skill analisis yang mumpuni.

Baca juga:  Mengenal Indikator RSI Crypto dan Cara Membacanya

Komponen dalam Candlestick Pattern

Analisis Teknikal Crypto: Apa yang Mesti Kamu Tahu?

Sebelum melihat berbagai polanya, ada baiknya kamu mengingat kembali komponen yang ada dalam sebuah candlestick pattern.

Candlestick pattern umumnya terdiri atas:

Body

Yaitu bagian yang menggambarkan harga pembukaan dan penutupan pasar. Berbentuk persegi panjang berwarna merah ataupun hijau, tergantung kondisi yang sedang naik ataukah turun. Jika tidak berwarna, maka akan digambarkan dalam warna hitam dan putih.

Merah akan menandakan kondisi pasar yang sedang bearish, alias mengalami penurunan dibandingkan pada saat pembukaan pasar. Sedangkan hijau, menandakan pasar yang sedang bullish, yang artinya mengalami kenaikan dibandingkan saat pembukaan.

Shadow

Kadang juga disebut ekor. Berbentuk garis yang memanjang, bisa di bagian atas maupun di bagian bawah body. Warnanya mengikuti body, dan menjadi indikasi harga terendah dan tertinggi komoditas yang ada di pasar.

Mengenali Candlestick Pattern untuk Pemula Part. 2

Jenis-jenis Candlestick Pattern

Dalam artikel yang lalu, sudah sempat dijelaskan mengenai 7 candlestick pattern yang paling dasar. Sekarang, kita akan mempelajari candlestick pattern yang lebih kompleks bentuknya ya.

Bullish/Bearish engulfing

Sumber: ThinkMarkets

Candlestick pattern yang pertama ini mengindikasikan fenomena ketika akan terjadi uptrend atau juga sebaliknya.

Misalnya kalau uptrend, kamu akan melihat candlestick bearish. Dari gambar bagian bearish, bisa dilihat bahwa candlestick di sebelah kiri memiliki body yang lebih pendek jika dibandingkan dengan candlestick sebelah kanan. Hal ini menunjukkan bahwa sedang terjadi “gelombang” masuknya pelaku pasar, dan mulai melakukan pembelian.

Demikian juga dengan gambar yang ada di sampingnya. Ketika bullish candle sebelah kiri body-nya lebih pendek daripada bearish candle merah, maka itu pertanda akan terjadi downtrend.

Tweezer bottoms dan Tweezer tops

Sumber: ThinkMarkets

Candlestick pattern kedua yang mesti kamu kenali adalah tweezer bottoms dan tweezer tops.

Baca juga:  4 Kategori dan Jenis Cryptocurrencies yang Perlu Kamu Tahu

Tweezer bottoms akan terlihat berbentuk seperti pola hammer dengan sumbu yang memanjang ke bawah, dengan bagian kanan dan kirinya adalah candlestick bearish dan bullish. Jika pola ini muncul, maka itu pertanda akan adanya kenaikan harga.

Tweezer tops adalah kebalikan dari tweezer bottoms. Bentuknya mirip shooting star, dengan candle bullish bertemu dengan candle bearish saat uptrend dengan garis sumbu mengarah ke atas. Ini artinya harga naik tapi tak dapat bertahan dan akhirnya akan anjlok kembali.

Nah, yang perlu diperhatikan pada candlestick pattern kedua ini adalah baik tweezer bottoms maupun tweezer top tak selalu akan memiliki body yang sama. Namun, ingat, nilai “high” haruslah sama.

Harami

Dalam candlestick pattern ketika ini, bagian sebelah kiri akan mempunyai body yang lebih besar daripada body sebelah kanan. Karena itu dinamakan harami, atau hamil.

Ini tandanya tren yang sekarang sedang berlangsung, akan segera berubah. Semakin kecil ukuran candlestick yang ada di sebelah kiri, maka akan semakin kuat juga potensi perubahan tren yang akan terjadi.

Nah, itu dia 3 candlestick pattern yang kita bahas dalam artikel kali ini. Tenang, masih ada beberapa pola lagi yang harusnya kamu kenali, yang akan ada dalam beberapa artikel juga ke depan. So, stay tuned ya!