Ethereum Mining: Apa yang Harus Kamu Ketahui?

Ethereum Mining: Apa yang Harus Kamu Ketahui?

Sederhananya, cyrptocurrency mining—atau penambangan kripto—merupakan suatu proses pemecahan masalah matematika yang kompleks. Begitu juga dengan ethereum mining.

Penambang pada dasarnya merupakan “pemain utama” dari banyak jaringan cryptocurrency karena mereka menghabiskan waktu dan daya komputasi mereka untuk memecahkan masalah matematika tersebut, memberikan apa yang disebut “bukti kerja” untuk jaringan, yang memverifikasi transaksi kripto, dalam hal ini Ether (ETH).

Selain itu, penambang bertanggung jawab untuk membuat token Ether baru melalui proses ini, karena mereka menerima hadiah di Ether karena berhasil menyelesaikan tugas PoW, alias proof of work.

Ethereum sendiri ramai disebut sebagai “The Next Bitcoin”, karena harganya pernah menyentuh nilai Rp 27,9 juta pada Februari 2021 silam. Maka wajar saja jika mata uang kripto ini kini tak kalah menariknya dari Bitcoin.

Untuk mendapatkan Ethereum, kamu bisa membelinya secara langsung atau memperolehnya melalui proses Ethereum mining. Tentu saja, kamu harus siap dengan segala sumber dayanya.

Daftar Isi

Cara Kerja Mining Ethereum

Ethereum Adalah Uang Digital Terpopuler Setelah Bitcoin, Sudah Tahu Kisahnya Belum?

Ethereum merupakan jaringan yang punya sistem teknologi blockchain tersendiri. Jadi semua transaksi yang dilakukan menggunakan ethereum harus disetujui terlebih dahulu oleh para penambang ethereum, atau yang sering disebut dengan ethminer.

Transaksi tersebut harus diverifikasi dan dimasukkan dalam jaringan blockchain Ethereum. Proses verifikasi inilah yang disebut sebagai proof of work, atau bukti hasil kerja. Adalah tugas seorang miners atau penambang juga untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang curang dalam proses ini.

Hal ini bisa dilakukan dengan catatan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, para ethminer harus dapat memecahkan berbagai permasalahan matematika kompleks terlebih dahulu untuk memastikan bahwa semua transaksi Ethereum telah valid dengan bahasa komputer yang canggih.

Baca juga:  Bersiap The Merge Ethereum di Bulan September: Apa yang Berubah dan Debunk the Myths!

Nantinya, semua penambang lain akan memeriksa apakah angka tersebut telah benar atau tidak. Jika 51% dari miner setuju bahwa angkanya benar, maka sebuah blok baru akan ditambahkan dalam jaringan blockchain. Blok baru ini akan menyimpan semua transaksi yang telah diverifikasi, dan penambang yang menemukannya akan mendapatkan hadiah.

Setelah itu, para miner bekerja kembali memecahkan permasalahan matematika baru untuk melakukan verifikasi transaksi dari blok lain.

3 Cara Mining Ethereum

Ada tiga cara mining ethereum yang bisa kamu coba, gratis maupun berbayar. Yuk, disimak!

Pool mining

Cara ini adalah yang paling mudah dan paling cepat yang bisa dilakukan oleh penambang, karena dalam prosesnya, mereka akan bekerja sama dengan orang lain.

Nantinya banyak orang yang akan melakukan mining dengan pool tunggal, dan setuju jika salah satu dari mereka menemukan angka rahasia lalu membagikannya dengan semua orang.

Untuk menentukan seberapa sering seorang penambang dapat menemukan blok dan dapat membagikan hadiah, maka harus disesuaikan dengan ukuran poolnya. Hal ini perlu untuk menentukan peluang mendapatkan hadiah tersebut. Sebab itulah, ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan terlebih dulu ketika akan bergabung dalam sebuah pool.

Mining mandiri

Cara ethereum mining mandiri merupakan cara yang bisa dibilang paling oke nih, karena tidak perlu berbagai hadiah dengan siapa pun seperti di pool mining.

Kamu hanya perlu menyalakan komputer, lalu mulai memproses penambangannya sendiri, dan biarkan uang masuk menghampirimu.

Namun, proses ini juga cukup merepotkan. Jika kamu melakukan Ethereum mining mandiri, maka kamu akan harus bersaing dengan orang lain. Kamu bisa mendapatkan hadiah PoW, hanya jika kamu bisa memecahkan puzzle matematika yang ada terlebih dahulu, sedangkan peluang keberhasilannya akan sangat kecil.

Baca juga:  Pasar NFT OpenSea: Sejarah, Perkembangan, dan Risiko yang Perlu Disadari

Cloud mining

Cloud mining ini artinya memperkerjakan orang lain yang mengerti caranya menambang untuk melakukan ethereum mining.

Caranya, kamu menyewa waktu Ethereum mining orang lain dan membayar mereka. Kemudian sebagai PoW, mereka akan memberimu semua reward yang mereka dapatkan.

Sampai dengan saat ini, masih banyak pro dan kontra terkait cara Ethereum mining satu ini.

Apakah Ethereum Mining Menguntungkan?

Ethereum Mining: Apa yang Harus Kamu Ketahui?

Pada dasarnya, jenis penambangan atau mining apa pun dapat menguntungkan. Namun, hal ini juga tergantung sepenuhnya pada ketersediaan sumber dayanya. Misalnya saja, seperti biaya listrik di area yang digunakan. Biasanya, pembayaran biaya listrik dari Ethereum mining yang dilakukan nonstop bisa membuat tagihan membludak. Sudah pasti, ongkos mining jadi membengkak. Ini akan diperparah jika ternyata hasilnya nihil.

Para penambang profesional biasanya bisa mendapatkan keuntungan dengan memindahkan operasi mereka ke wilayah dengan listrik berbiaya termurah, atau dengan memanfaatkan tarif yang umumnya lebih rendah, biasanya yang diperuntukkan bagi industri.

Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa crypto mining bisa berubah menjadi sebuah industri yang serius dan padat modal.

Meskipun demikian, bukan berarti Ethereum mining tidak bisa dilakukan dengan biaya pembayaran listrik rumahan sih. Masih bisa, apalagi jika penambang memang tinggal di daerah dengan harga listrik rendah. Hal ini bisa menjadi sumber pendapatan yang cukup menjanjikan.

Tapi lain cerita jika listrik yang digunakan untuk Ethereum mining memakai jenis token. Bisa dipastikan, modal yang harus dikeluarkan akan banyak sekali, terutama untuk menyediakan suplai listrik. Belum lagi, akan butuh juga modal perangkat komputer canggih yang mampu dipakai untuk mining.

Device Mana yang Lebih Baik digunakan untuk Ethereum Mining?

Ether dirancang sebagai koin yang dapat ditambang dengan consumer Graphics Processing Units, atau GPU. Hal ini juga yang membedakannya dengan Bitcoin yang hanya bisa ditambang secara efektif dengan perangkat khusus yang biasa disebut ASIC.

Baca juga:  Mengenal Vitalik Buterin: Founder Ethereum yang Menjadi Miliarder di Usia 27 Tahun

ASIC dirancang untuk melakukan satu tugas yang tingkat efisiensinya jauh lebih tinggi daripada perangkat keras komputer pada umumnya. ASIC juga bisa digunakan untuk Ethereum mining, tapi lebih efisien digunakan untuk Bitcoin. Selain itu ASIC lebih sulit ditemukan karena sedikit toko yang menjualnya.

Jenis lainnya yaitu FPGA, yang bisa dibilang jalan tengah antara GPU dan ASIC. Pasalnya, dengan FPGA ini dimungkinkan untuk membuat beberapa bentuk konfigurasi menjadi lebih efisien pada jenis komputasi tertentu.

Ether dapat ditambang dengan semua device ini, tapi tidak semuanya praktis dan efisien. Misalnya FPGA memiliki tingkatan lebih rendah dari GPU terhadap banyak situasi. Sedangkan ASIC memang bisa memberikan peningkatkan kinerja yang terukur dibanding GPU, tapi tentu punya kekurangan dalam segi kepraktisannya.

Jika dibandingkan, GPU menjadi pilihan yang masuk akal karena memiliki fleksibilitas dan kinerjanya yang relatif baik untuk para penambang ethereum, khususnya penambang rumahan.

Ethereum memang menjadi aset bernilai untuk di kemudian hari hingga bisa digunakan langsung untuk trading. Semoga artikel ini bisa sedikit memberi gambaran secara umum mengenai Ethereum mining, dan menambah wawasanmu.