Bitcoin saat ini jadi aset investasi yang paling diminati oleh banyak golongan. Belakangan, seorang pengusaha asal Amerika Serikat, Michael Saylor, menarik perhatian publik berkat keberaniannya berinvestasi secara pribadi maupun perusahaan ke bitcoin.
Daftar Isi
Siapakah Michael Saylor?
Michael Saylor adalah CEO perusahaan perangkat lunak analis bisnis MicroStrategy. Saylor menjadi salah satu pengusaha ternama dan berhasil menembus jajaran menjadi miliarder papan atas di akhir tahun 1990-an berkat MicroStrategy.
Saylor berasal dari latar belakang keluarga militer yang unggul dari segi akademis. Ia bahkan mendapatkan banyak gelar dari Massachusetts Institute of Technology. Selain itu, ia pernah menjadi seorang pilot dan menghabiskan waktu di Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pada 1989, di usia 24 tahun, Saylor menggabungkan minatnya terhadap teknologi, bisnis, dan penggunaan simulasi komputer untuk meluncurkan MicroStrategy. Perusahaan ini didirikan berdasarkan visinya, yakni ingin membantu perusahaan memberikan intelijen bisnis di berbagai wilayah. Dengan memanfaatkan kekuatan sistem operasi grafis dan komputasi server klien, dan merintis pendekatan baru untuk intelijen bisnis yang disebut pemrosesan analitis online relasional (ROLAP), perusahaan tumbuh dengan mantap hingga go public pada tahun 1998 (NASDAQ: MSTR).
Di bawah kepemimpinannya, MicroStrategy telah muncul sebagai pemimpin global dalam analisis perusahaan dan perangkat lunak mobilitas, serta telah melayani ribuan organisasi di seluruh dunia.
Sempat Gagal dalam Bisnisnya
Namanya hidup, bahkan seorang Michael Saylor pun juga pernah harus berhadapan dengan masalah besar. Peringkatnya sebagai miliarder dan posisinya sebagai eksekutif di perusahaan tersebut sempat terancam. Ia menerima gugatan, hingga harus menerima kerugian senilai USD 6 miliar dalam waktu singkat.
Adalah Komisi Sekuritas dan Bursa AS yang mengajukan tuntutan terhadap Saylor, serta dua eksekutif MicroStrategy lainnya, pada Maret 2020 karena pelaporan hasil keuangan yang tidak akurat untuk dua tahun sebelumnya. Hal ini tentu saja menjadi hal yang mengganggu regulator keuangan di negara Paman Sam tersebut. Pasalnya, sebagai pemangku kepentingan, peran mereka sangat bergantung pada laporan keuangan, yang menjadi dasar kemampuan mereka untuk membuat keputusan keuangan yang baik. Dalam kasus ini, Saylor dan dua eksekutif MicroStrategy lainnya tidak pernah mengakui kesalahan, tetapi mereka akhirnya menyelesaikannya.
Masing-masing dari mereka membayar denda $ 350.000. Selanjutnya, mereka mengeluarkan $ 10 juta, dengan Saylor sendiri telah mengeluarkan $ 8,3 juta dari $ 10 juta itu.
Michael Saylor Bangun Kesuksesan Lewat Investasi Bitcoin
Namun, kerugian tak lama harus diderita. Saylor kembali meraih keuntungan lewat investasi bitcoin di waktu yang sangat tepat. Pada Oktober 2020, Saylor mengumumkan, bahwa secara pribadi, ia telah membeli 17.732 bitcoin senilai USD 175 juta, atau setara dengan Rp2,4 triliun.
Sepanjang tahun 2020, ia bahkan mengarahkan kas perusahaan MicroStrategy untuk berinvestasi dalam bentuk bitcoin. Dari total uang tunai dan pinjaman perusahaan, ia membeli 70.784 bitcoin senilai USD 1,1 miliar.
Dilansir dari Cointelegraph, sejak Agustus 2020, MicroStrategy mempublikasikan pembelian bitcoin senilai USD 250 juta untuk cadangan perbendaharaannya. Selanjutnya, perusahaan menempatkan tambahan USD 175 juta ke dalam bitcoin tak lama kemudian. Dengan demikian, total timbunan bitcoinnya mencapai senilai sekitar USD 425 juta.
MicroStrategy mengalokasikan pendanaan ke bitcoin, karena tren keuangan utama baru-baru ini ada di sekitar koin digital. Sejumlah perusahaan lainnya akhirnya juga mempublikasikan investasi bitcoin mereka mengikuti langkah Saylor, termasuk Square dan MassMutual.
Di bulan Desember 2020, MicroStrategy membeli lebih banyak bitcoin senilai USD 650 juta. Saylor aktif di Twitter dan membagikan keoptimisannya tentang Bitcoin sepanjang tahun 2020.
Bertekad Menyimpan Bitcoin hingga 100 Tahun
Di tahun 2021, analis CyptoWhale memberikan spekulasi terkait kerugian yang kemungkinan hampir dialami Michael Saylor. Pasalnya sepanjang 2021 ini, mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar ini sangat fluktuatif.
Namun, Michael Saylor sampai saat ini masih terlihat gigih mempertahankan bitcoin miliknya. Bahkan Agustus 2021 lalu, perusahaannya memborong lagi 3.907 BTC senilai Rp2,5 triliun, sehingga menambah simpanan perusahaan tersebut hingga mencapai nilai USD 5,3 miliar, atau setara dengan Rp76 triliun.
Sebelumnya Saylor juga mengatakan keuputusan tersebut bukan sekadar kehendaknya sendiri. Investasi ini telah dipertimbangkan secara mendalam oleh jajaran dewan direksi, investor, auditor, hingga eksekutif perusahaan. Dari pembelian terbaru, perusahaan tersebut kini mempertahankan 108.992 BTC dengan pembelanjaan USD 2,9 miliar.
“Kami bangga dengan hasil penerapan strategi aset digital kami. Penggalangan dana terbaru MicroStrategy membantu kami untuk memperbesar simpanan digital yang kini melebihi 105 ribu bitcoin. Melangkah ke depan, kami berniat melanjutkan penanaman modal ke strategi aset digital kami,” tulis pihak MicroStrategy, dikutip dari Blockchainmedia.
Michael Saylor optimis perusahaannya akan dapat menyimpan bitcoin selama 100 tahun ke depan, dengan melihat potensi yang cerah di masa depan. Menurutnya, hal ini bukanlah spekulasi, melainkan strategi perusahaan untuk mengadaptasi bitcoin yang akan menjadi standar keuangan global seperti emas.
Luar biasa ya? Bagaimana denganmu? Sudah berapa lama kamu hodl bitcoin?